Ya aku tau emang sampai kapan-pun aku ngga bisa kayak dia. Kalau dibandingin, aku juga banyak kurang-nya. Ya jadi percuma-kan aku nyamar jadi dia supaya kamu lirik aku, tapi kalau nyatanya aku bukan dia untuk apa ? Kalau akhirnya kamu lirik aku karna aku adalah bayang-bayang dia, untuk apa bagiku ? Apa aku sanggup bertahan didekatmu dengan semua ke-pura-pura-an itu ?
Apa kamu belum bisa melupakannya sehingga aku harus menyamar menjadi sosok-nya ? Aku bukan dia.
Apa perlu aku menunggumu supaya kamu bisa lepas darinya ? Tapi apa pada akhirnya kamu akan bersama-ku ?
Kamu terlalu lama memenuhi ruang di otakku, kamu yang telah membuat hati ini berdebar karna-mu, sehingga sulit rasa-nya untuk melepasmu. Bahkan aku sulit membenci-mu.
Ingin rasa-nya mati rasa saat aku melihat-mu, tapi hati ini terlalu munafik jika aku mengatakan kalau aku telah melupakanmu. Benar-benar menghapuskan-mu dari benak-mu.
Sungguh ini menyiksa, saat aku sadar hanya sosok dia yang kau nanti hadirnya lagi dihidup-mu. Apa yang harus ku perbuat agar aku bisa melupakanmu dan melepasmu ?
Apakah ini kutukan Tuhan sehingga aku sendiri tidak bisa merasakan hangat-nya cinta ? Merasakan bahagia bersama orang yang kupilih ?
Terlalu memaksa rasa-nya jika aku berdoa pada Tuhan-ku supaya kamu menjadi milik-ku apapun yang terjadi. Terlalu egois juga jika aku tak rela melihat diri-mu bahagia dengan yang lain. Lalu apa yang harus aku perbuat ? Tolong jangan biarkan aku semakin tenggelam dalam hati-mu. Aku tak sanggup.
Aku bukan dia yang bisa kau sama-sama-kan, aku tak bisa menjadi sosok-nya dalam hidup-mu. Karna aku adalah aku. Aku tidak memiliki apa yang dia miliki, aku hanya bisa memberi sayangku untukmu. Sayang yang tulus. Tapi aku rasa kamu tidak mengerti.
Ya sudah, biarkan semua-nya berlalu. Agar aku dapat menghapus-mu jika kamu bukan untuk-ku.
Aku bukan dia. Jessi tetap Jessi.
Senin, 25 November 2013
Senin, 18 November 2013
Bagaimana jika aku pergi ?
Bagaimana jika aku harus meninggalkan hidupku yang sempurna, meninggalkan kehangatan pertemanan yang sedang tumbuh, meninggalkan orang yang ku sayang sebelum ia mengerti perasaanku padanya, meninggalkan keluargaku sebelum aku membuat hidup orang tuaku tenang, sebelum aku membanggakan orang tuaku ?
Bagaimana jika aku pergi meninggalkan keluargaku disaat suasana yang getir ?
Apakah saat aku pergi ada yang memanggil namaku dengan pilu tertahan, penuh penyelasan belum bisa memberikan yang terbaik. Bagaimana jika aku pergi disaat semua orang membenci ku apa reaksi mereka ?
Apakah mereka memaafkanku karna terpaksa,agar aku tenang ?
Betapa indah akhir hidupku jika aku pergi saat orang yang paling kusayang ada didekatku, menghabiskan waktu denganku, yah setidaknya aku bisa memberi kenangan pada-nya sebelum aku meninggalkannya. Ah, mimpi.
Adakah airmata yang menggenang dipelupuk mata, yang menetes dengan luka dan pilu kehilangan saat aku pergi ? Atau justru akan banyak tawa berkumandang karna ketidakhadiranku lagi dihidup mereka ? di hidup kalian ? :') tanya hatimu.
Bagaimana jika aku pergi meninggalkan keluargaku disaat suasana yang getir ?
Apakah saat aku pergi ada yang memanggil namaku dengan pilu tertahan, penuh penyelasan belum bisa memberikan yang terbaik. Bagaimana jika aku pergi disaat semua orang membenci ku apa reaksi mereka ?
Apakah mereka memaafkanku karna terpaksa,agar aku tenang ?
Betapa indah akhir hidupku jika aku pergi saat orang yang paling kusayang ada didekatku, menghabiskan waktu denganku, yah setidaknya aku bisa memberi kenangan pada-nya sebelum aku meninggalkannya. Ah, mimpi.
Adakah airmata yang menggenang dipelupuk mata, yang menetes dengan luka dan pilu kehilangan saat aku pergi ? Atau justru akan banyak tawa berkumandang karna ketidakhadiranku lagi dihidup mereka ? di hidup kalian ? :') tanya hatimu.
Langganan:
Postingan (Atom)